Four shadow — Impact
Trust is expensive — The closer you look, the more shades of gray appear.
Ya, jadi demikian, soal percaya bagiku masih bisa diupayakan. Kita percaya karena kita mengkontruksi rasa percaya itu dalam pikiran, dan kontruksi itu dibentuk dari segala hal yang kita — lihat, dengar dan rasakan.
Bagaimana kepercayaan bisa sangat terkikis? Yakin? Yaa!
Semua orang menyebalkan, semua orang patut diwaspadai, bahkan dirimu sendiri. Tidak ada yang benar-benar aman, karenanya tidak ada yang bisa benar-benar dipercaya.
Seseorang pernah berkata padaku ”Jangan punya prinsip. Nanti kalau kamu kemakan sama prisipmu sendiri repot, impact-nya bakal jadi bomerang diri sendiri.” Nyatanya soal prinsip bahkan ke diri sendiri seseorang memang tidak semestinya bisa percaya sepenuhnya. Bagaimana ke orang lain?
Impact? Saya rasa banyak orang yang terlalu menyalahgunakan terminologi ini!
Lalu impact itu apa to? Di sini rasanya tidak adil kalo impact hanya didefinisikan dari kacamata kita seorang diri. Ngasih impact nggak sedafuq itu, sebab saya yakin semua orang punya prioritas masing-masing atas kehidupan yang dipilih. Daah mamam tuh impact.
Setiap orang memiliki opsi untuk impact yang digadang-gadang ini, semua orang bisa memberikan impact, nyatanya. Saya rasa tulisan ini sekaligus sebagai otoritik, saya paham bahwa isi kepala masing-masing orang sudah pasti sangat berbeda. Yang salah adalah ketika memaksakan pandangan kita yang paling benar, kalo kontra berati kamu lawan. Prek, nggak gitu juga, wagu.
Baca juga: Bonnie and Clyde — Nightmare #3
Tulisan ini menjadi pendeklarasian kalo akhrinya saya tidak terlalu peduli dengan impact. Saya jadi paham kenapa banyak teman-teman yang mencibir pilihan yang diambil orang-orang seperti saya, jadinya memang nggak konkret gini, males.
Jadi, pertanyaanya. Kapan kamu mulai percaya satu sama lain? Kapan kamu mulai bisa membedakan mana orang yang tepat dan yang bukan untuk kamu percayai.
With love, author.
